Kekuatan inti pertahanan terdiri atas tiga matra : matra darat, matra laut, dan matra udara. Kekuatan tri matra mempunyai kekhasan angkatan masing-masing, karena sifat dasar operasi dan doktrin yang berbeda. Oleh karena itu, strategi sistem pertahanan kita di masa depan harus mampu menyinergikan kekuatan tiga matra tersebut, disesuaikan dengan sifat dasar operasinya, kekhasan geopolitik, dan geostrategi Indonesia, serta anggaran pertahanan maupun kepentingan nasional. Dengan kata lain, menyinergikan kekuatan tiga matra adalah menggunakan kekuatan sifat-sifat dasar angkatan, yaitu sifat dasar operasi darat, sifat dasar operasi maritim, dan sifat dasar operasi udara. Bila dilihat bahwa organisasi ke tiga angkatan pada masa Orde Baru belum memunculkan kekhasannya karena diperlukan untuk kepentingan kebersamaan dan integrasi angkatan. Masalah integrasi angkatan hanya diwujudkan dalam tingkat operasional, yaitu pada pelaksanaan operasi gabungan dengan catatan bahwa angkatan tetap menampilkan kekhasannya masing- masing.
– Sifat Dasar Operasi Darat
Persenjataan yang digunakan oleh kekuatan darat lebih bervariasi bila dibandingkan dengan persenjataan yang digunakan oleh kekuatan maritim maupun kekuatan udara. Oleh karena itu, TNI AD sangat membutuhkan jenis senjata yang bervariasi dan tempat pelatihan yang berbeda. Banyaknya jenis senjata dan kemampuan personil yang berbeda akan menentukan keberhasilan tugas di daerah operasi, Daerah operasi, terletak jauh dari home-base sehingga diperlukan dukungan atau bantuan baik dari angkutan laut maupun udara. Kekuatan darat, digunakan untuk mengakhiri konflik atau perang dan setiap operasi yang dilaksanakan memerlukan berbagai bentuk komposisi, macam penggelaran, jenis perlengkapan senjata, dukungan logistik, dan dukungan keamanan. Demikian juga, medan yang dipakai untuk melaksanakan operasi sangat bervariasi, banyak karateristik serta tantangan yang harus dihadapi. Operasi darat dilaksanakan sebagian besar oleh prajurit atau manusia sehingga setiap aksi prajurit darat akan memiliki dampak politik. Untuk itu, prajurit darat dituntut untuk memiliki kemampuan membuat keputusan dalam menghadapi musuh serta mengetahui hukum yang relevan dengan konflik bersenjata dan memahami HAM.
– Sifat Dasar Operasi Laut
Kekuatan maritim, dipengaruhi oleh kondisi alam laut, yaitu geographic, oceanographic, dan meteorological sehingga berpengaruh besar terhadap pelaksanaan operasi di laut. Karena sifatnya yang lebih internasional, kekuatan maritim harus banyak mempertimbangkan hukum maritim dan penerapan hukum dalam konflik bersenjata yang bersifat internasional. Kekuatan maritim tidak hanya memiliki nilai militer, namun juga nilai politik dan ekonomi. Dua kemampuan mendasar yang secara tradisional harus dimiliki oleh kekuatan maritim yaitu pengendalian laut dan proyeksi kekuatan. Pengendalian laut, artinya mampu mengendalikan di atas permukaan air, di bawah air, dan udara di atasnya. Di sisi lain, proyeksi kekuatan adalah kemampuan memproyeksikan kekuatan maritm dari laut langsung ke daratan untuk melindungi kepentingan nasional.
– Sifat Dasar Operasi Udara
Operasi udara berkaitan dengan penggunaan kekuatan militer melalui media udara yang dapat didefinisikan sebagai kemampuan memproyeksikan kekuatan militer di udara atau ruang angkasa dari suatu wahana atau misil yang beroperasi dari permukaan daratan. Wahana udara, dapat didefinisikan sebagai pesawat udara, helicopter, pesawat tanpa awak, dan misil yang terbang di atas mandala operasi.
Penggunaan kekuatan udara yang paling penting adalah adanya konsentrasi kekuatan, serangan yang presisi, dan daya kejut taktis yang sangat mematikan. Dengan adanya penggabungan ketiga kekuatan tersebut, kekuatan udara akan menimbulkan daya hancur yang hebat dengan mengurangi korban manusia seminimum mungkin. Faktor inilah yang menjadikan alasan mengapa para ahli strategi menggunakan kekuatan udara sebagai kekuatan pemukul yang mematikan, sehingga digunakan pada serangan awal.
Jadi, kekhasan yang dimiliki oleh kekuatan udara adalah kecepatan, jarak jangkau, dan daya fleksibilitas. Dari ketiga kekhasan tersebut, kekuatan udara dapat digunakan untuk melaksanakan beberapa tugas secara simultan dalam satu waktu tertentu. Dalam operasi udara, kekuatan udara memiliki aspek penggunaan kekuatan militer yang sangat luas, yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu, pengendalian udara, serangan udara, dan dukungan udara. Dari ketiga kategori tersebut, kekuatan udara biasanya digunakan untuk melaksanakan serangan awal sebelum dilaksanakan kampanye militer secara gabungan.
Atas dasar itu, tuntutan yang tinggi pada akhir-akhir ini bagi pertahanan mungkin akan berlanjut. Bagi TNI, apapun resiko dan situasinya harus terus meningkatkan dan menjaga kemampuan untuk merespon pilihan-pilihan dari berbagai skenario, baik yang bersifat Regional maupun Global.
Filed under: Indonésie, Pertahanan, bela negara, dephan, DPR, ketahanan, MPR, NKRI, Opini, Pemerintah, Pertahanan, PNS, sisfohanneg, TNI, udara
[…] yang sama, dan gerakan sosial bersama untuk menghadapi kekuatan dari luar yang dianggap mengancam. Nasionalisme berfungsi sebagai semacam ideologi ketika ketiga sendi itu bekerja bersama-sama. Ahli antropologi […]
why people like replica handbags? Because they are so cheap.
I really find this a interesting subject. Never looked at this subject in this way. If you are going to write some more articles about this subject, I definitely will be back in the near future! Btw your layout is truly briliant. I will be using something similar for my own site if you don’t mind.
[…] ingat dengan Wilayah Perbatasan dan Sistem Pertahanan Negara ? Bagaimana dengan Pertahanan Tri Matra ? Ketiga tulisan tersebut telah dipublikan di […]
kami siap… membela NKRI
@JS: Mari kita bangun… dan bergerak maju
Kekuatan perang tergantung pada pertahanan tri matra.
Mari kita bangun dengan konsep MEF.
Indonesia secara geografis kan kepulauan
tapi ko matra laut sepertinya jadi nomer dua ya?
————————
@petak: Kelihatannya begitu…
system senioritassebenarnya pembangunan ketiga matra sebanding, tidak pilih kasih… koq.. 🙂Petrama X