Test… Test… Test…
Pertama, berita tentang persiapan India melakukan uji coba kapal selam nuklir pertama mereka. Lengkaplah India mempunyai roket dan kemampuan untuk melontarkan bom nuklir sebagai senjata penggentar lawan agar jangan coba-coba main-main dengan nya.
Kedua, berita tentang Mitsubishi Heavy Industry mendapatkan MoU untuk membangun 2 (dua) unit PLTN di Amerika Serikat. PLTN tersebut berjenis APWR (Advanced Pressurized Water Reactor) yang dikembangkan desainnya oleh Amerika/Westinghouse namun Mitsubishi ditunjuk untuk membangunnya sebagai perusahaan yang masih punya manpower.
Amerika Serikat terakhir membangun PLTN pada tahun 70an. Namun negara yang berpengalaman membangun PLTN adalah Jepang, Korea Selatan, Rusia, Cina, India , Areva (Prancis dan Jerman) serta Canada dengan teknologi air beratnya, PLTN jenis CANDU. Argentina membangun reaktor riset untuk Australia, sedang mempromosikan PLTN unit kecil jenis PWR bernama CAREM. Disaat tender reaktor riset Australia, Indonesia pun mau ikut tender bersama Argentina, karena Indonesia sudah punya desain RPI 10 MW termal. Sementara itu Malaysia sedang mengincar untuk membuat PLTN demo buatan Korea Selatan, teknologi PLTN jenis PWR dan diberi nama SMART reactor.
Perusahaan Jerman sedang menjajagi untuk mendapat kontrak membangun menara pendingin PLTN di perbatasan Rusia-Jerman, suatu PLTN tertua di Novovoronezh, Rusia yang beroperasi sejak 52 tahun lalu.
Begitu pula tanggal 19 Juli 2009, peletakkan batu pertama pembangunan PLTN, jenis VVER-1000, PLTN desain Rusia jenis PWR yang telah dipertinggi standar keselamatannya dan juga dibangun di Novovoronezh, Rusia,
Pada buku “The Ice Diaries”, kapal selam nuklir pertama di dunia, “Nautilus” yang pertama mengarungi Kutub Utara, menyelam dibawah es yang tebal. Suatu kisah yang unik, karena Amerika Serikat kalah dalam kompetisi di luar angkasa dengan diluncurkannya satelit Sputnik di tahun 1957. Amerika mencoba kompensasi kekalahannya dengan menyelam di bawah kutub utara agar dapat memotong jalur dari Pacific ke Atlantik dalam waktu yang singkat, pada tahun 1958.
Dengan ditemukannya kapal selam nuklir maka kemampuan menyelam kapal jadi tak terbatas. Dan karena listrik dari PLTN unit kecilnya, sekitar 35 MWe, bisa untuk menggerakkan propulsi kapal, membuat air tawar dari air laut/desalinasi, dan juga mendapat Oksigen segar dari air, menggunakan elektrolisa.
PLTN untuk kapal selam diisi bahan bakar setiap 15 hingga 20 tahun. Begitu pula hal yang sama bagi kapal induk nuklir dengan 2 unit PLTN-nya. Masalahnya tinggal bagaimana siapkan makanan bagi awak kapalnya, untuk bisa menyelam berbulan-bulan di bawah air.
Hebatnya PLTN yang digunakan di kapal selam adalah PLTN-nya tetap beroperasi normal meskipun kapalnya terbalik 180 derajat.
Suatu teknologi yang menarik. Indonesia pernah punya rencana untuk gunakan PLTN unit ini, untuk daerah terpencil. Saat itu Rusia sedang mempensiunkan ratusan kapal selam nuklirnya. Kapal selam Diesel dan baterei menggunakan Diesel,sehingga perlu udara dan sekaligus juga menghasilkan CO2.
Ketiga, berita tentang Iran dan Korea Utara tetap menjadi bahan diskusi di IAEA dan dunia. Dan perlu dikonfirmasikan ada usul dari negara Singapore dan Australia di IAEA, agar untuk membangun PLTN perlu izin dari negara tetangga. Jadi kalau Indonesia mau membangun PLTN harus ada izin dari negara tetangga.
Keempat, berita tentang pengurangan senjata balistik antara Rusia dan Amerika Serikat, dibahas oleh Presiden Obama dalam kunjungan kerjanya ke Rusia.
Demikian sekilas berita tentang nuklir di dunia.
Dikirim melalui e-mail ku.
sumber : dayatek@yahoo.com
Filed under: Jurnal, Pertahanan, Alutsista, berita, cenya, dephan, IBSN, Informasi, NaBloPoMo09, NKRI, Pertahanan, TNI
tapi klo bicara tentang nuklir itu sangat ngeri, takut ahh..
indonesia sendiri sudah sangat siap membangun fasilitas nuklir.