Ada rasa syukur yang begitu besar dalam diriku pada Tuhan, karena Le memberikanku kehidupan di antara orang-orang yang penuh perhatian, sabar dan baik. Baru terbuka mataku kini tentang Le. Tak kan kulepas. Kemana saja harus berdua. Niat Ika dalam hati. Seperti kali ini, berdua di kedai Mie Janda. Selera makan pun hilang. Bercampur aduk rasa hati ini, antara malu akan kejadian tadi pagi dan senang berbunga, berada di dekat mu. Tercermin rasa itu di wajah Ika.
“Kalo tidak mau dimakan… ya… sudah. Sini !” Kuambil mangkoknya. Ika terkejut, melihat kulibas habis isi mangkoknya.
“Rakus… apa lapar ?”
“Hehehe… perut kenyang… baru bisa berpikir.”, jawabku asal, “Kenapa tadi ?”
“Gimana sih… katanya nggak usah dipikirin. Malah tanya… Membuat orang sedih saja.” sahut Ika dengan melotot. Padahal tak perlu melotot begitu… mata Ika sudah besar dan bulat tidak seperti saya, sipit.
“Eh… ya… maaf. Bicara lainnya saja… eugh…” sampai tersedak, ku dibuatnya.
“Makanya minum dulu sebelum makan. Kebiasaan.”
“Sudah. Ini Mie saja yang tidak mau masuk.” Kuraih teh botolku, “glek… glek…glek…” Hilang sudah …
“Besok ada acara tidak ?”
“Tidak…” Seandainya ada pun, pasti kujawab Tidak. “Ada apa ?”
“Kita ketemu lagi di Pendopo. Saya ada perlu”
“Penting ? Kenapa tidak sekarang saja ?”
“Panjang ceritanya… besok saja… ya ? Harus segara pulang… Janji pulang cepat”
“Okey, kalau begitu. Berani khan pulang sendiri”
“Siapa takut” dengan wajah kesal, Ika meninggalkan ku, sendiri. Aku langsung membayar pesanannya dan mengejar Ika. Tapi tak terkejar karena Ika sudah naik Bajaj.
“Celaka…, Ika marah…” kata suara hati ku, “Cepat sekali, darahnya naik”. Tapi bodohnya aku, tidak peka dengan apa yang diinginkannya dan membiarkan Ika pulang sendirian. Dilema, memang kalau selalu memikirkan proyek. Dan aku hampir tak pernah punya waktu luang untuk rileks. Bagaimana mau rileks kalau masih punya setumpuk pekerjaan ? plus dikejar deadline.
Satu masalah belum selesai, sudah muncul lagi masalah baru.
Dunia, dunia …
Tidak ada hentinya kegiatan,
Tidak ada hentinya tawa,
Tidak ada hentinya keluhan,
Tidak ada hentinya keinginan.
Tapi …Semua hanya tinggal keinginan yang tak mungkin terwujud. Seandainya memiliki keinginan yang sama, mungkin lain, ceritanya.
Kesal juga hari ini, datang ke kampus hanya untuk mendengarkan keluh kesah, dimarahi, padahal banyak yang harus kulakukan. Namun sangat menyenangkan juga bisa sedikit refreshing dengan gadis cantik.
Kuputuskan pulang naik M.04. Dan termenung memikirkan apa yang telah terjadi. Terdengar suara lemah …
“Egois” kata Heart sayup-sayup.
“Apa ?” Brain minta penjelasan.
“Seharusnya kamu merelakan waktumu sedikit hari ini untuk mengantarnya”
“Ya… terus siapa yang bantu ku untuk menyelesaikan proyek besarku ?”
“Tidak salah, kalau kamu melupakan kegiatan dan kesibukan mu sejenak. Percaya dech, pasti ada manfaatnya. Setidaknya ada sedikit kenangan manis di masa datang”
“Ya… seharusnya…” dengan nada menyesal, telah melewati kesempatan bagus untuk dikenang. “Terkadang kita harus memilih dan mengambil keputusan yang tepat.”
“Memang, sedikit toleran… khan boleh.”
“Toleransi sih ada, tapi tetap harus pakai skala prioritas. Jangan sampai mempergemuk kerbau orang”
“Hah… kerbau ?” terheran Heart mendengarnya.
“Yaaa…”, Brain paham temannya tak mengerti. “maksudnya orang lain ditolong tapi diri sendiri tidak.”
“Ini lain… kasusnya… jodoh”. … Gedubraaak …
Baru kuingat targetku menikah di usia 27 tahun. Harus dari sekarang proses seleksi calon, jadi khawatir tidak kebagian yang cocok meskipun jumlah wanita lebih banyak daripada pria. Coba dulu yang satu ini, siapa tahu mau. Nanti malam ku telepon dia.
Filed under: cenya, Cerpen, IBSN, Jurnal, NaBloPoMo09, Bahasa, Budaya, cenya, cerita, Cerpen, cinta, Curhat, Etika, etis, faites comme chez vous, IBSN, iman, Informasi, mental, moral, NaBloPoMo09, pengalaman, Politik, renungan
After years of using the Internet, now I truly what do severe problems mean. Never in my life have I made such a fault, and I never was as bewildered as I was last time. This post smashed all my apprehensions.
do you apply my reply?
[…] Older » […]
Selamat berjuang Gan!
makasih… supportnya, Mas.
ah kata siapa wanita lebih banyak..ada surveinya gak wkwkw makanya jangan dicuekin kasian tar g ada yang mau loh wakakaka
waahaha..haha… kangmas, coba deh survei ke mall dan pasar… trus dicuekin saja ngejar, kangmas, apalagi tidak. pasti mau **k***n**
[…] « Newer Older » […]